Jumat, 01 April 2011

Menulis Membuat Hidup Menjadi Bergairah


Kartini memang sosok perempuan yang luar biasa, sehingga hari kelahirannya diperingati sebagai wujud penghargaan atas perjuangan dan jasa-jasanya, serta dijadikan momentum perempuan secara nasional. Memaknai Kartini dan Hari Kartini, bukan sekedar ritual tahunan kebangsaan. Tanpa mengabaikan peran dan perjuangan tokoh pahlawan perempuan lainnya, sosok yang dianggap sebagai tokoh emansipasi perempuan Indonesia tersebut memiliki arti yang kuat dan unik. Belajar dari Kartini berarti belajar memahami dan memaknai kepribadian, perjuangan dan pemikirannya.
Sebagai satu pribadi, Kartini adalah sosok yang memiliki kepekaan perasaan dan keprihatinan terhadap nasib dan harapan kaumnya untuk terbebas dari diskriminasi gender dalam budaya feodal yang kental, serta nasib bangsanya dalam cengkeraman kolonialis. Kepekaan rasa telah membuatnya menjadi pribadi yang membumi, perenung yang memiliki daya kritis dalam berpikir, sehingga menuntunnya berjuang melalui cara yang tidak biasa di zamannya. Menyampaikan gagasan atas kondisi yang dialami diri dan bangsanya melalui tulisan pribadi berupa surat.
Sebagai seorang penulis dan pemikir, ia adalah sosok yang memiliki intelektualitas dengan kemampuannya mengemukakan gagasan-gagasan cemerlang seputar masalah sosial, pendidikan dan gender yang tidak cukup popular di zamannya. Door Duisternis tot Licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang, judul buku dari kumpulan surat-surat R.A Kartini untuk sahabat penanya Stella di Belanda yang dirilis tahun 1911, begitu fenomenal dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Kartini setidaknya telah membaca sekitar 30 buah buku dalam bahasa Belanda, empat buku dalam bahasa Perancis, membaca majalah yang terbit di Belanda secara teratur dan majalah berbahasa Belanda yang terbit di Semarang. Bacaannya banyak berkaitan dengan sastra dan perkembangan mutakhir perpolitikan di negeri Belanda.
Bacaan-bacaan inilah yang kemudian membuat setiap argumen Kartini tak terpatahkan karena didasari oleh kondisi obyektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar