Kamis, 07 April 2011

Harapan untuk Masa Depan


 
Profesor Sookyoung Lee mengajar di penjara San Quentin, California (Foto: VOA-J Mar)
SALAH satu mahasiswa kampus Prison University Project adalah Charles Spence. Dia sedang menjalani hukuman seumur hidup di penjara San Quentin. Spence menyisakan beberapa mata kuliah untuk menyelesaikan pendidikannya. Dia berharap dapat bebas di masa depan untuk mendapat gelar master di bidang psikologi.

“Pengalaman ini benar-benar mengubah hidup saya. Ini merupakan alat untuk mengekspresikan diri. Program ini benar-benar langka, jadi saya benar-benar beruntung. Saya dan teman-teman beruntung mendapat kesempatan untuk belajar, terutama di tengah kondisi ekonomi yang seperti sekarang. Pendidikan ini memberi kami harapan dan semoga membantu kami agar bisa berhasil setelah keluar dari tempat ini,” kata Spence seperti dikutip dari situs VOA,
Hingga kini, San Quentin telah meluluskan 100 narapidana dengan associate degree. Di Amerika Serikat (AS), gelar ini berarti mahasiswa telah menjalani dua tahun pertama di bangku kuliah. Dan banyak lagi yang harus melanjutkan dua tahun berikutnya agar memenuhi masa kuliah empat tahun.

Penelitian menunjukkan, semakin banyak narapidana mendapatkan pendidikan, semakin kecil kemungkinan kembali ke penjara. Penanggung jawab Prison University Project Jody Lewen menyatakan, tingkat residivis antara narapidana dengan perguruan tinggi kurang dari 10 persen.

Prison University Project bisa bertahan karena sumbangan, hibah dan dana dari swasta, bukan dari pemerintah. Lewen mengaku ingin melihat program perguruan tinggi di setiap penjara. Tapi tanpa adanya dukungan dari pemerintah, itu tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat.

Saat ini, penjara San Quentin menerima daftar tunggu yang panjang atas narapidana yang ingin kuliah di kampus tersebut. "Saya harap, saya dapat mengembangkan proyek ini dan mampu menyediakan pendidikan bagi 5.500 narapidana yang ada di San Quentin," imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar