Kamis, 07 April 2011

Pelajar RI di Luar Negeri Habiskan USD500 Juta


 
Image: corbis.com
Image: corbis.com
JAKARTA– Sekretaris Dewan Perguruan Tinggi pada Direktorat Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) Nizam mengemukakan, saat ini jumlah pelajar dan mahasiswa Indonesia di luar negeri sekitar 50 ribu orang dengan biaya pendidikan yang harus dikeluarkan mencapai USD500 juta per tahun.

Devisa negara sebesar itu melayang ke negara lain karena fasilitas pendidikan di Indonesia belum memadai. “Sedikitnya USD500 juta devisa negara melayang ke negara-negara sebagai biaya 50 ribu orang Indonesia yang menempuh pendidikan di luar negeri, dengan asumsi setiap kepala saja memerlukan minimal USD10 ribu,” ujar Nizam dalam diskusi “Pendidikan Tinggi: Untuk Komersialisasi atau Masyarakat” yang diselenggarakan Fraksi Partai Kebangkitan Bnagsa (PKB) di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, kemarin.

Menurut Nizam, dana sebesar itu sebenarnya bisa diinvestasikan pemerintah untuk membangun perguruan tinggi-perguruan tinggi berkelas internasional. ”Kalau pemerintah mau menginvestasikan dana sebesar itu untuk membangun perguruan tinggi di Indonesia, saya yakin devisa negara yang sebesar itu dapat dihemat. Dunia pendidikan juga akan jauh lebih maju dari sekarang,” tambahnya.

Hal ini juga seharusnya perlu menjadi perhatian kalangan perguruan tinggi, terutama untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan. Saat ini pelajar dan mahasiswa Indonesia tersebar di beberapa negara, antara lain Australia (10 ribu orang), Amerika Serikat (7.000 orang), Jepang (2.000 orang), dan Mesir (5.000 orang). "Adanya minat orang Indonesia menyekolahkan anaknya di luar negeri harusnya menjadi cambukan bagi perguruan tinggi di dalam negeri untuk meningkatkan kualitasnya,” imbuhnya.

Dia mengatakan, perguruan tinggi nasional, baik swasta maupun negeri, harus memperhitungkan betul mutu dan biaya pendidikan. Selain itu, pendidikan tinggi harus memacu mahasiswanya untuk meningkatkan kualitas diri. ”Sebab, sekarang lulus perguruan tinggi dari negara lain sudah banyak yang mencari lapangan kerja di Indonesia. Misalnya, dari India dan Vietnam sudah ada yang mencari pekerjaan di Indonesia,” katanya.

Karena itu, tantangan perguruan tinggi maupun mahasiswa Indonesia makin beragam karena setelah lulus harus bersaing, bukan hanya dengan lulusan perguruan-perguruan tinggi di dalam negeri, tetapi juga orang asing dari perguruan tinggi di luar negeri. Saat ini ada sekira dua juta sarjana menganggur.

Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama Machasin mengatakan, saat ini ada lebih dari 5.000 mahasiswa Indonesia di Mesir yang mendapatkan beasiswa dari negara yang bisa dikatakan lebih miskin dari Indonesia itu. ”Ini sungguh ironis, Mesir bisa memberikan beasiswa bagi 5.000 mahasiswa Indonesia setiap tahunnya. Sudan pun begitu. Namun, negara lain tidak bisa mendapatkan beasiswa di Indonesia," ujarnya menandaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar