Inilah yang terjadi di AS. Kehadiran media sosial berbasis teknologi membuat siswa menjadi berminat untuk menulis. Kini, beberapa guru mendorong siswanya untuk menulis di blog sendiri. Menulis di blog tidak hanya berfungsi untuk membantu siswa menulis di luar kelas, tapi juga memperluas pembaca tulisan siswa.
Seorang guru kelas 3 SD di Minnesota, AS, Lisa Christens menyatakan, karena menulis di blog, siswanya mempunyai penggemar hingga Nottingham di Inggris. Dia mendorong siswanya agar mem-posting hal-hal yang mereka kerjakan di kelas hingga persoalan pribadi.
Komentar dari pembaca merupakan hal yang membuat siswa bersemangat untuk terus menulis. Selain itu, mereka juga ingin meningkatkan keterampilan menulis untuk keuntungan pembaca. Seperti dikutip dari Huffingtonpost, Senin (4/4/2011).
“Kini, mereka memiliki sebuah forum di dunia, bukan hanya satu penonton,” ujar Christens. Bahkan para siswa melihat diri mereka sebagai penulis yang sesungguhnya.
Seorang guru SMA juga menggunakan blog untuk mendorong siswanya agar terbiasa menulis. Sang guru, Joel Rogness memberikan nilai jika menulis di blog. Untuk kelas bahasa dunia, ketimbang menulis tentang tema sastra, Rogness mempersilahkan siswanya menulis di blog. Dia juga menunggu komentar dari tulisan di blog.
Di masa lalu, kekhawatiran tentang privasi online membuat guru waspada jika siswa menulis di blog. Tapi kemunculan platform yang dibangun khusus untuk siswa membuat blogging lebih aman untuk anak dari segala usia.
Selain itu, banyak guru yang juga melakukan pencegahan dengan cara mengajarkan tentang keamanan internet, memberi tahu anak agar tidak mengungkapkan alamat rumah mereka di blog dan agar jangan terlibat bullying secara online.
Teknik ini berdampak positif bagi siswa. Kita harapkan, metode ini dapat diterapkan di Indonesia. Para guru diharapkan mendorong siswanya agar menulis di blog guna mendapatkan pengalaman menulis di dunia nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar