Sabtu, 06 Desember 2014

Tugas 2 Softskill (kelompok 1) Ilmu Budaya Dasar # Pemuda dan Sosialisasi

Nama : Heppy Rizky Listya Putri
Npm   : 1A113390
Kelas  : 5KA45 
 
A. Internalisasi Belajar dan Spesialisasi
1. Pengertian Pemuda
Pengertian Pemuda menurut Undang – Undang No. 40 tahun 2009 adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun; dan Kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda.
2. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui belajar dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
3. Internalisasi Belajar dan Sosialisasi
Ketiga kata atau istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. istilah internasilasasi lebih ditekankan pada norma-nroma individu yang menginternasilasikan norma-norma tersebut. Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu. istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yagn telah dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.
4. Proses Sosialisasi
Proses sosialisasi generasi muda adalah suatu proses yang sangat menentukan kemampuan diri pemuda untuk menselaraskan diri di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu pada tahapan pengembangan dan pembinaannya, melalui proses kematangan dirinya dan belajar pada berbagai media sosialisasi yang ada di masyarkat, seorang pemuda harus mampu menseleksi berbagai kemungkinan yang ada sehingga mampu mengendalikan diri dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat, dan tetap mempunyai motivasi sosial yang tinggi, dan Proses sosialisasi berawal dari dalam keluarga.
Melalui proses sosialisasi, individu (dalam hal ini pemuda) akan terwarnai cara berfikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya, menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku ditengah masyarakat dan lingkungan budayanya, terbentuknya kepribadian dimana kepribadian ini merupakan suatu komponen pemberi atau penyebab warna dari wujud tingkah laku sosial manusia.
5. Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masayrakat
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.
B. PEMUDA DAN IDENTITAS
1. Pola Dasar Pembinaan Dan Pengembangan Generasi Muda
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:0323/U/1978 tanggal 28 Oktober 1978. Maksud dari Pola Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda disusun berlandaskan:
1.      Landasan IDIIL                    : Pancasila
2.      Landasan Konstitusional       : Undang-Undang Dasar 1945
3.      Landasan Strategis                : Garis-Garis Besar Haluan Negara
4.      Landasan Historis                 : Sumpah Pemuda Th. 1928 dan     
                                                         Proklamasi Kemerdekaan 17-8-45
5.      Landasan Normatif            : Etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat
2. Pengertian Pokok Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda menyangkut dua pengertian pokok yaitu:
1.  Generasi Muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.
2.  Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat  bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
3. Masalah Generasi Muda
Berbagai permasalah generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain adalah:
1. Menurunnya Idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan generasi muda
2. Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
3. Belum seimbangnya antar jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan  yang tersedia, baik formal maupun non formal.
4. Kurangnya lapangan kerja /kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran / setengan pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat lajunya perkembangan pembangunan nasional.
5. Kurangnya Gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda.
6. Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat pedesaan.
7. Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
8. Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
4. Potensi – Potensi Pada Generasi Muda
Potensi-potensi yang ada pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah:
a. Idealisme dan Daya Kritis
b. Dinamika dan Kreatifitas
c. Keberanian mengambil resiko
d. Optimis dan kegairahan semangat
e. Sikap kemandirian dan disiplin murni
f. Terdidik
g. Keanekaragaman dalam Kesatuan dan Persatuan
h. Patriotisme dan Nasionalisme
i. Sikap Ksatria
j. Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi
C. PERGURUAN dan PENDIDIKAN
1. Pengertian Pendidikan dan Perguruan Tinggi
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan juga merupakan bimbingan eksistensial manusiawi dan bimbingan otentik, agar anak belajar mengenali jatidirinya yang unik, bisa bertahan hidup, dan mampu memiliki, melanjutkan mengembangkan warisan-warisan sosial generasi yang terdahulu.
Sedangkan perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi disebut Mahasiswa sedangkan tenaga pendidikan perguruan tinggi disebut dosen. disinilah seseorang dapat mengembangkan lebih dalam lagi ilmu-ilmu yang telah didapat dari pendidikan sebelumnya (SD,SMP,SMA), yang akan berpeluang besar menggantikan generasi sebelumnya, dan dapat memajukan bangsa dan negaranya.
2. DASAR PERGURUAN dan PENDIDIKAN
Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses pembangunan. Hal ini karena manusia bukan semata-mata menjadi obyek pembangunan tetapi juga merupakan subyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan, maka setiap orang harus terlibat secara aktif dalam proses pembangunan, sedangkan sebagai obyek, maka hasil pembangunan tersebut harus bisa dinikmati oleh setiap orang.
Disinilah terletak arti penting dari pendidikan sebagai upaya terciptanya kualitas sumber daya manusia, sebagai prasarat utama dalam pembangunan. Suatu bangsa akan berhasil dalam pembangunannya secara “self propelling” dan tumbuh menjadi bangsa yang maju apabila telah berhasil memenuhi minimum jumlah dan mutu (termasuk relevansi dengan pembangunan) dalam pendidikan penduduknya. Moderenisasi Jepang merupakan contoh prototipe dalam hubungan ini.
Dalam hal inilah, maka pembicaraan tentang generasi muda/pemuda, khususnya yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting. Karena berbagai alasan;
Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat didalam pemikiran, pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat.
Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama dibangku sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses sosialisasi terpanjang secara berencana, dibandingkan dengan generasi muda/pemuda lainnya, dan melalui pelajaran seperti, PPKN, Sejarah dan Antropologi maka berbagai masalah kenegaraan dan kemasyarakatan dapat diketahui.
Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya dimana hal ini akan memperkaya khasanah kebudayaannya, sehingga mampu melihat Indonesia secara keseluruhan.
Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan. Struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda/pemuda, umumnya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Dan adalah jelas bahwa mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh kedepan serta ketrampilan berorganisasi yang lebih baik dibandingkan dengan generasi muda lainnya.

Jumat, 10 Oktober 2014

Tugas 1 Softskill (kelompok 1) Ilmu Budaya Dasar



Nama : Heppy Rizky Listya Putri
Npm   : 1A113390
Kelas  : 5KA45


*Pengertian ISD
ilmu social dasar ( ISD ) adalah ilmu pengetahuan yang
menelaah masalah masalah social yang timbul dan
berkembang, khususnya yang diwujudkan oleh warga
Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian
(fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang
pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu social.
pengetahuan yg menelaah masalah2 sosial, khususnya
masalah masalah yg diwujudkan oleh masyarakat
Indonesia, dengan menggunakan Teori teori yg
berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian
dalam lapangan ilmu ilmu sosial (seperti Geografi
Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik,
Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah)
*Tujuan ISD
ISD membantu perkembangan wawasan penalaran dan
kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan yg
lebih luas dan ciri ciri kepribadian yg diharapkan dari
sikap mahasiswa, khususnya berkenaan dengan sikap
dan tingkah laku manusia dlm menghadapi manusia
lain, serta sikap dan tingkah laku manusia manusia
lain terhadap manusia yg bersangkutan secara timbal
balik.
ISD juga merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan
memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan
dasar tentang konsep2 yg dikembangkan untuk
melengkapi gejala gejala sosial agar daya tanggap
(tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa
dalam menghadapi lingkungan sosial dapat
ditingkatkan, sehingga kepekaan mahasiswa pada
lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.
*Hubungan ISD dengan IPS
Ilmu Sosial Dasar (ISD) dan Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) kedua-duanya mempunyai persamaan dan
perbedaan.
Adapun persamaan antara keduanya adalah :
Kedua-duanya merupakan bahan studi untuk
kepentingan program pendidikan/pengajaran.
Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri
sendiri.
Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari
kenyataan sosial dan masalah sosial.
Adapun perbedaan antara keduanya adalah :
Ilmu Sosial Dasar diberikan di Perguruan Tinggi,
sedang Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan di
Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan.
Ilmu Sosial Dasar merupakan satu matakuliah
tunggal, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan kelompok dari sejumlah mata
pelajaran (untuk sekolah lanjutan).
Ilmu Sosial Dasar diarahkan kepada
pembentukan sikap dan kepribadian, sedang
Ilmu Pengetahuan Sosial diarahkan kepada
pembentukan pengetahuan dan ketrampilan
intelektual.
Bahan pembelajaran ISD
1. Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam
masyarakat, yang secara bersama-sama
merupakan masalah sosial tertentu.
2. Konsep-konsep sosial atau pengertian-
pengertian tentang kenyataankenyataan sosial
dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja
yang sangat diperlukan untuk mempelajari
masalah-masalah sosial yang dibahas dalam
Ilmu Pengetahuan sosial.
Keanekaragaman dan konsep kesatuan sosial bertolak
dari kedua konsep tersebut diatas, maka dapat kita
pahami dan kita sadari bahwa di dalam masyrakat
selalu terdapat:
Persamaaan dan perbedaan pola pemikiran dan
pola tingkah laku baik secara individual atau
kelompok atau golongan.
Persamaan dan perbedaan kepentingan
Persamaan dan perbedaan itulah yang menyebabkan
sering timbulnya pertentangan/konflik, kerja-sama,
kesetiakawanan antar individu dan golongan.
1. Masalah-masalah sosial yang timbul dalam
masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai
kenyataan-kenyataan sosial yang antara satu
dengan lainnya saling berkaitan.
*Ruang Lingkup ISD
ISD meliputi dua kelompok utamam, studi manusia dan
masyarakat dan studi lembaga lembaga sosial. yg
terutama terdiri atas psikologi, sosiologi, dan
antropologi, sedang yg kemudian terdiri atas ekonomi
dan politik.
Sasaran STUDI ISD adalah aspek aspek yg paling
dasar yg ada dalam kehidupan manusia sebagai
makhluk sosial dan masalah masalah yg terwujud
dari padanya.
Materi Ilmu Sosial Dasar terdiri atas masalah-masalah
sosial. Untuk dapat menelaah masalah-masalah sosial,
hendaknya terlebih dahulu kita dapat mengindentifikasi
kenyataankenyataan sosial dan memahami sejumlah
konsep sosial tertentu. Sehingga dengan demikian
bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan
atas tiga golongan yaitu,
Kenyataan-kenyataan sosial tersebut sering
ditanggapi secara berbeda oleh para ahli ilmu-
ilmu sosial, karena adanya perbedaan latar
belakang disiplin ilmu atau sudut
pandangannya. Dalam Ilmu Sosial Dasar kita
menggunakan pendekatan interdisiplin/
multidisiplin.
Konsep-konsep sosial atau pengertian-
pengertian tentang kenyataankenyataan sosial
dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja
yang sangat diperlukan untuk mempelajari
masalah-masalah sosial yang dibahas dalam
Ilmu Pengetahuan sosial.Sebagai contoh dari
konsep dasar semacam itu misalnya konsep
keanekaragaman dan kosep Kesatuan
sosial. Bertolak dari kedua konsep tersebut di
atas, maka dapat kita pahami dan sadari bahwa
di dalam masyarakat selalu terdapat :
Masalah-masalah sosial yang timbul dalam
masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai
kenyataan-kenyataan sosial yang antara satu
dengan lainnya saling berkaitan.
Konsorsium Antar Bidang telah menetapkan bahwa
perkuliahan Ilmu Sosial Dasar terdiri dari 8 (delapan)
pokok bahasan. Dari ke delapan Pokok Bahasan
tersebut maka ruang lingkup perkuliahan Ilmu Sosial
Dasar diharapkan mempelajari dan memahami adanya :
1. Berbagai masalah kependudukan dalam
hubungannya dengan
perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
2. Masalah individu, keluarga dan masyarakat.
3. Masalah pemuda dan sosialisasi.
4. Masalah hubungan antara warga negara dan negara.
5. Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat.
6. Masalah masyarakat perkotaan dan masyarakat
pedesaan.
7. Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan
integrasi.
8. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat.


3 kelompok ilmu pengetahuan
Berdasarkan sumber ilmu filsafat yang di anggap sebagai ibu dari ilmu  maka ilmu pengetahuan di kelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :
  1. Ilmu Pengetahuan Alam (natural science). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun. sedangkan dari sisi Ilmu Alamiah Dasar adalah mempelajari tentang metode – metode ilmu kealaman dalam menjelaskan gejala – gejala alam secara lebih filosofis.

  1. Ilmu Pengetahuan Sosial (social science). ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah.
  2. Pengetahuan budaya (the humanities) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. ilmu-ilmu pengetahuan yang dianggap bertujuan membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti membuat manusia lebih berbudaya. Kategori yang tergolong dalam ilmu ini seperti (Teologi, Filsafat,H ukum, Sejarah, Filologi, Bahasa, Budaya & Linguistik (Kajian bahasa), Kesusastraan, Kesenian, Psikologi). Sedangkan Ilmu Budaya Dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar dasar kebudayaan pola yang terjadi dalah kehidupan sehari – hari dalam manusia.
 tiga golongan bahan pelajaran yaitu
  1. Nilai yang menjadikan sebuah masalah masyarakat yang dijadikan sebagai keperhatinan publik yang harus segera diselesaikan karena apa bila, kita tidak segera menyelesaikan sebuah masalah itu maka, keributan dan tercemarlah masalah itu ke wilayah masyarakat yang belum pernah menghadapi masalah seperti itu maka sudah rusaknya lingkungan tersebut.
  2. Menangani sebuah permasalahan yang timbul akibat disengajakan atau tidak disengajakan, dikarenakan kita harus bisa mempelajari masalah tersebut agar tidak timbul masalah yang sama dan mempunyai dampak efek yang berbeda dari setiap masalah yang timbul
  3.  Sesuatu yang keterkaitannya dengan masalah yang berhubungan dengan yang satu dengan yang lainnya, merupakan obyek yang tidak mudah dalam mencari sumber masalahnya apa bila semuanya ikut keterkaitan dalam masalhnya


Jumat, 18 April 2014

TUGAS 3 ILMU BUDAYA DASAR#

TUGAS 3 ILMU BUDAYA DASAR#
Nama : Heppy Rizky Listya Putri
Npm : 1A113390
Kelas: 4KA45 

Kecil hingga saat ini Kau di besarkan
Bodoh Kau di sekolahkan
Supaya berguna bagi keluarga
Bagi Nusa Dan Bangsa.


KeluargaMu  bangga melihat kau pintar
KeluargaMu terharu melihat kau maju
Kau lulus dengan sabar jadi kopral
Kau jalani Semuanya dengan tekun dan bermoral

Manakala jendral bintang dua di tangkap KPK
Manakala Kpk membongkar jendral muka dua
Jendral yang di harapkan bisa membuat aman nyaman negara.


 

Sabtu, 29 Maret 2014

TUGAS 2 ILMU BUDAYA DASAR


TUGAS 2 ILMU BUDAYA DASAR
Nama : Heppy Rizky Listya Putri
Npm : 1A113390
Kelas: 4KA45

1. Jelaskan defenisi kebudayaan serta serta sebutkan 3 tokoh kebudayaan!
2. Sebutkan dan jelaskan 7 unsur kebudayaan!
3. Sebutkan wujud kebudayaan menurut dimensi wujudnya!
4. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan!
5. Jelaskan hubungan manusia dengan kebudayaan!


Jawaban:

1. Merupakan salah satu buah pikiran baik berupa benda maupun tindakan yang mana senantiasa perlu kita lestarikan guna menjaga sejarah yang telah ada dan diwariskan dari generasi ke generasi. Tokohnya : Edward Burnett Tylor, Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, Andreas Eppink .

2.         a. Sistem kepercayaan (sistem religi)
b. Sistem pengetahuan
c. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
d. Mata pencaharian dan sistem-sistem ekonomi
e. Sistem kemasyarakatan
f. Bahasa
g. Kesenian

3.         a. Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak.
b. Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.  
c. Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

4.         1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang- orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.  
2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut. 5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.


5.         Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita.
Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan
1) Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan Contoh: Adat-                istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar. 2) Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life) Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
3) Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4) Kebudayaan khusus atas dasar agama Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5) Kebudayaan berdasarkan profesi Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.