TRENGGALEK - Rasa cemburu diduga mendorong  anggota  Kepolisian Resor Trenggalek Bigadir Satu (Briptu) Farid menganiaya Agung  Setiawan (23) seorang pegawai puskesmas Kecamatan Dongko, Kabupaten  Trenggalek. 
Sebab sebelum penganiayaan terjadi, Agung bertutur  sapa dengan Tariya (25) kekasih Farid yang tak lama lagi akan  dinikahinya. Di depan Tariya, Farid mengepruk kepala Agung dengan sebuah  kursi plastik. Pukulan yang bertubi-tubi membuat kulit kepala harus  menerima delapan jahitan. Tidak terima dengan perilaku sewenang-wenang  itu, pihak keluarga membawa permasalahan  ke Unit Pelayanan Pengaduan  dan Penegakkan Disiplin (P3D) Polres Trenggalek. 
"Saat ini kita  tengah menyelidiki kasusnya, termasuk mengumpulkan keterangan saksi,"  ujar Kepala Kepala Unit P3D Polres Trenggalek, IPTU Suyono
Insiden penganiayaan itu  terjadi di sebuah warnet milik Tariya yang berada di jalan HOS Cokroaminoto, Kota Trenggalek. 
Karena memang sebelumnya sudah akrab, Agung yang berencana mengcopy lagu, lebih dulu  berbincang dengan Tariya di meja operator.
Sudah  dua tahun lamanya Agung menjalin hubungan sebagai teman dengan Tariya.  Apalagi keduanya sama-sama mengikuti masa orientasi sebagai Calon  Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kabupaten Trenggalek. Agung sebagai  pegawai puskesmas dan Tariya sebagai guru di salah satu SMP di  Trenggalek. Menurut Agung, hubungan mereka juga diketahui oleh Farid  yang merupakan kekasih Tariya. 
"Saya sendiri juga sudah mengenal Farid," tuturnya. 
Karenanya Agung kaget, ketika Farid yang tiba-tiba masuk ke dalam warnet, dengan kasar menanyakan alasan ngobrol dengan Tariya. 
"Saat itu saya sudah menjelaskan kepada Farid  bahwa saya hanya ingin mengcopy lagu di laptop saya," terang Agung. 
Namun  kalimat yang keluar dari Farid justru tantangan untuk berkelahi.   Karena tidak ingin ribut, Agung langsung ngeluyur begitu saja ke bilik  warnet yang ditempatinya sebelumnya. Namun apa yang dilakukan justru  membuat Farid meradang. Diangkatnya sebuah kursi plastik dan langsung  dihantamkan ke bagian kepala Agung. 
Meski berusaha menangkis,  beberapa kali kursi mengenai kepalanya dan mengucurkan darah. Melihat  korbannya tidak berdaya, tanpa beban Farid berlalu begitu saja.  Sementara  untuk menghentikan pendarahan yang terus mengalir dari luka  di kepalanya  Agung langsung pergi ke ruang UGD dr Soedomo Trenggalek. 
Saat  di rumah sakit Farid dan Tariya sempat mengunjunginya. Namun hanya  Tariya yang mengatakan meminta maaf. "Sementara Farid hanya berada di  luar ruangan tanpa mau menyapa," terang Agung. 
Farid mencoba  meminta maaf saat mengetahui  Agung membawa permasalahanya ke P3D Polres  Trenggalek. Namun Agung telah menyerahkan semua permasalahan di tangan  keluarga besarnya. "Yang pasti saya sudah meminta visum. Berlanjut  tidaknya laporan ini tergantung keluarga saya," pungkasnya.  
Informasi  yang dihimpun Briptu Farid memang terkenal arogan. Bahkan, menurut  sumber di lingkungan kepolisian, usai menghajar Agung, dengan bangga  Farid menceritakan kepada teman-teman satu korpsnya. "Kami sudah  menyarankan untuk meminta maaf. Namun oleh Farid menolak dengan alasan  Agung biar kapok dan tidak berani mengobrol lagi dengan pacarnya," ujar  seorang teman Farid yang enggan disebut namanya.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar