Dia supir taxi, Saya naik taxi nya dari stasiun Tawang, Semarang, ke rumah saudara saya yang akan saya kunjungi. Dia mengeluh bahwa hidup nya sangat berat; penghasilan nya katanya, sehari "cuma" 300-420 ribu rupiah. Sejelek nya seratus ribu rupiah. Istrinya buka warung kecil-kecilan. Anaknya tiga orang masih sekolah.
Segera saya teringat bu Binar,pengelap mobil dengan kemoceng di daerah Kelapa Gading, Jakarta. Tiap hari dia mengumpulkan uang receh yaitu 500, 100 atau 50 rupiah. Penghasilan nya rata-rata 15 sampai 20 ribu rupiah per hari dari pagi sampai malam. Beberapa kali, sampai nunggu lampu merah, saya berbincang dengan nya. Tidak pernah saya mendengar keluh kesah nya saat berbincang dengan nya malahan yang ada lebih banyak tertawa nya.
"Hidup memang terasa suram bila kita selalu melihat nya keatas, kepada orang-orang yang lebih berpunya. Sebaliknya akan lebih terasa cerah bila kita juga ingat;betapa banyak yang lebih susah daripada kita."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar